5 PRINSIP BELAJAR BAHASA INGGRIS

5 prinsip belajar bahasa Inggris berikut ini semoga dapat membantu Anda untuk memperkokoh pemahaman atau “unlearn” apa yang selama ini kurang dipahami secara tepat.

5 prinsip belajar bahasa inggris
Image by storyset on Freepik

1. Perbedaan “acquisition ” (penyerapan) dan “learning” (belajar)

Language Acquisition merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan bagaimana manusia memperoleh kemampuan untuk menerima dan memahami bahasa.

Dalam artikel yang dimuat di Wikipedia ( https://en.wikipedia.org/wiki/Language_acquisition) digambarkan : “Language acquisition usually refers to first-language acquisition, which studies infants’ acquisition of their native language, whether that be spoken language or signed language,[1] though it can also refer to bilingual first language acquisition (BFLA), which refers to an infant’s simultaneous acquisition of two native languages.[5] This is distinguished from second-language acquisition, which deals with the acquisition (in both children and adults) of additional languages.”

Jadi secara singkat istilah di atas memberi gambaran bagaimana seorang bayi menguasai satu atau lebih bahasa pertama.

Pada intinya bayi bisa “menguasai” sebuah bahasa secara “tidak sadar” karena mendapat “paparan” secara menerus sehingga dia “menyerap” bahasa tersebut. Kemampuan ini berada pada titik optimal saat kita berada di usia dini.

Pada orang dewasa, kemampuan menyerap bahasa mengalami penurunan. Jadi yang lebih dominan adalah “learning”. Sekali lagi, penyerapan lebih bersifat diluar kesadaran sedangkan “learning/belajar” dilakukan secara sadar. Apa konsekuensinya? Pada anak usia dini diperlukan “paparan” sebanyak mungkin, sedangkan pada orang dewasa diperlukan “latihan” sebanyak mungkin.

2. Bahasa Inggris sebagai  “ibu”, “bahasa kedua” dan “ bahasa asing”

Bahasa “ibu” adalah “bahasa aslibahasa pertama, merupakan bahasa pertama yang dikuasai manusia sejak lahir melalui interaksi dengan sesama anggota masyarakat bahasanya, seperti keluarga dan masyarakat lingkungannya.[1]  (https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_ibu).

Jadi, bahasa ibu orang Indonesia adalah bisa bahasa daerah atau bahasa Indonesia. Bahasa Inggris mungkin merupakan bahasa Ibu di kalangan terbatas namun secara mayoritas bahasa Inggris bukan merupakan bahasa ibu kita

Bahasa “kedua” mensyaratkan bahasa itu dipakai (walau terbatas) dalam kehidupan sehari hari (situasi non-formal). Di Indonesia, bahasa kedua mungkin berupa bahasa Daerah. Namun, sangat jarang menemukan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua. Istilah ini mungkin tepat diberikan untuk penggunaan bahasa Inggris di Singapura dan Malaysia.

Bahasa “asing” mengindikasikan penggunaan dalam kesempatan yang sangat terbatas, utamanya hanya pada situasi formal, wisata atau lingkup kerja/pendidikan. Hal ini sesuai dengan kondisi penggunaan bahasa Inggris di Indonesia.

Implikasi dari jenis penggunaan bahasa Inggris ini adalah jumlah atau frekuensi paparan bahasa Inggris sebagai sarana untuk mempraktekkan komunikasi secara langsung MASIH TERBATAS. Belajar bahasa tentunya akan lebih mudah bila kita berada di lingkungan dimana bahasa Inggris digunakan secara aktif. Analoginya adalah kalau mau bisa berenang maka kita harus memiliki akses ke air (sungai, kolam, laut, dsb). Bila bahasa Inggris berfungsi sebagai bahasa asing, tentunya paparan/lingkungan yang mendukung komunikasi bahasa Inggris masih terbatas. Mau tidak mau kita harus “menciptakan” lingkungan sendiri.

3. Penguasaan bahasa : “ functional/transactional” vs “topical” English

Sebenarnya istilah yang kami gunakan di atas hanya untuk mempermudah saja. Secara akademis mungkin agak membingungkan namun semoga orang awam  lebih mudah memahaminya.

Salah satu bentuk komunikasi adalah berupa dialog. Sebuah dialog terdiri dari 3 buah bagian : pembuka, isi, dan penutup. Dengan melihat kerangka sebuah dialog, kita bisa melihat kebutuhan penguasaan bahasa Inggris.

  • Jenis bahasa yang dipakai pada pembuka dan penutup  dialog kurang lebihnya sama, dengan ciri :
  • Bersifat “fixed expressions (baku)”. Artinya, dalam etika berkomunikasi sudah ada beberapa ekspresi yang bersifat standar (lazim digunakan)
  • Salah satunya, misal untuk menanyakan kabar (atau sebagai basa basi) di awal komunikasi kita menggunakan “How are you? Ingat, ekspresi ini hanyalah SATU diantara sekian banyak ekspresi yang ada.
  • Ekspresi tersebut kadang digolongkan menjadi : formal è kurang formal, sopan è kurang sopan dsb.
  • Walaupun baku, namun tetap ada variasi penggunaan di tiap daerah karena bahasa pada dasarnya merupakan sebuah “kesepakatan bersama”.
  • Bagaimana dengan jenis bahasa yang dipakai di “body/isi” sebuah dialog? Apakah kita juga dapat menghafalkan ekspresi baku sebagaimana pada pembukaan dan penutup sebuah dialog?
  • Isi dari komunikasi tercermin dalam kandungan “body/isi” dialog. Panjang pendek nya tergantung dari tujuan komunikasi itu sendiri.
  • Jadi isi sebuah dialog pada umumnya tidak dapat ditentukan sebelumnya, kecuali situasinya sudah merupakan situasi sosial yang standar. Dan kalaupun kita siapkan terlebih dahulu, nanti praktekknya tidak akan persis sama. Jadi kita bisa hafalkan sebagai sebuah skenario saja namun dalam prakteknya kita harus menyesuaikan sesuai keadaan (impromtu). Situasi khusus tersebut misalnya, “Introducing ourself, Introducing Others, Greeting, Describing something/someone, Asking/Giving Direction dll.
  • Yang dimaksud dengan isi yang tidak dapat dipersiapkan adalah hal hal yang “diluar” apa yang kita latih di atas. Faktanya kita tidak dapat sepenuhnya mengontrol bagaimana alur sebuah komunikasi yg alami berjalan. Pada akhirnya, yang kita harapkan adalah sebuah komunikasi alami bukan model komunikasi hafalan seperti dalam sebuah film/sinetron bukan?
  • Lalu, apa yang harus kita persiapkan? Perlukah menghafal semua tenses yang ada dalam bahasa Inggris? Bagaimana dengan kosa kata dan pengucapan/intonasi?
  • Tata bahasa merupakan alat untuk mengungkapkan gagasan adalah sebuah bahasa. Tata bahasa yang kita perlukan adalah pemahaman akan konstruksi kalimat : pola dan bagian kalimat. Tata bahasa ini perlu dukungan dari komponen bahasa seperti kosa kata, pengucapan, pengejaan, intonasi, kata sambung, dsb.
  • Pola kalimat dasar yang harus dikuasai adalah pembentukan kalimat dengan Subyek dan Predikat (syarat minimal)

4. Seberapa banyak kosa kata yang kita perlukan?

Kata merupakan sebuah bagian bahasa yang mengandung arti namun belum dapat berdiri sendiri. Sebuah kata memiliki peran berbeda beda tergantung jenis kata bentukannya (derivatives). Harvard University dan Google (2010) meperkirakan ada 1.022.000 kata dalam bahasa Inggris sedangkan Oxford University menyebut ada 600.000 kata (https://englishlive.ef.com/blog/language-lab/many-words-english-language/)

Longman mengidentifikasi bahwa ada 3000 kata saja yang sering dipakai sehari hari

Perbendaharaan kosa kata yang banyak sangat diperlukan. Namun, kosa kata dapat dikembangkan secara perlahan lahan dengan memakai kosa kata tersebut secara langsung dibanding menghafalkan tanpa konteks. Strategi menebak arti bisa juga digunakan pada “reading”. Strategi “paraphrasing” juga bisa digunakan pada “Speaking”.

5. Apakah kita harus menguasai pengucapan seperti penutur asli?

Bila ingin menguasai pengucapan seperti penutur asli, tantangan belajar kita akan semakin besar. Apalagi apabila kita dibesarkan di lingkungan dengan bahasa daerah. Bagaimanapun alat bunyi kita sdh tidak semurni yang dimiliki anak anak.

Di berbagai belahan bumi, bahasa Inggris berkembang dengan pengucapan yang berbeda beda sesuai dengan pengaruh lokasi : aksen, bahasa setempat, pendidikan dsb. Jadi, jangan berkiblat pada 3 versi yang terkenal : British, American, dan Australian English. Mengapa takut berbicara dengan logat Indonesian English kalau banyak versi seperti Japanese, Singaporean, African, Hindi English?

Yang lazim diberlakukan adalah “RP (Received Pronunciation). Jadi memang ada standar pengucapan yang bisa diterima semua kalangan. Atau dari sisi lain, yang penting pengucapan kita bisa diterima lawan bicara. Kalau tidak? Kita bisa melihat reaksi lawan bicara atau lawan bicara tentunya akan mengkonfirmasi bila ada kendala dalam komunikasi

5 PRINSIP BELAJAR BAHASA INGGRIS : LET’S DO IT!

Bagaimana dengan 5 Prinsip Belajar Bahasa Inggris di atas? 5 Prinsip belajar bahasa Ingggris di atas tentunya tidak berlaku mutlak karena pastinya banyak konteks tertentu yang bisa membuatnya beda. Namun, harapan kami adalah hal di atas dapat membuka cara pandang yang berbeda ketika Anda belajar bahasa Inggris. Ada masukan tentang 5 prinsip belajar bahasa Inggris di atas?

Untuk informasi tentang program bahasa Inggris, silakan kunjungi https://liayogyakarta.com/program-kursus-lia/

Untuk informasi tentang LIA Pusat, silakan klik http://www.lblia.com

CONTACT US

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.